Rangkuman
Kuliah Ekologi Tumbuhan
“ Suksesi, Studi kasus Gletser dan
Lahan Tua”
Oleh:
Syaiful
Yahya
081014072
Suksesi adalah rangkaian perubahan mulai dari tanaman
perintis hingga mencapai ekosistem klimaks. Suksesi dapat berlangsung cepat /
lambat. Berlangsungnya suatu suksesi bergantung pada perusakan suatu komunitas
atau disturbansi. Disturbansi terjadi karena adanya perusakan / penghilangan semua / beberapa biomassa
tumbuhan. Akibat dari suksesi adalah modifikasi lingkungan fisik dalam suatu
komunitas / ekosistem yang prosesnya berakhir pada suksesi ekosistem pada titik
klimaks dalam keadaan seimbang ( homeostatis ). Penyebab utama dari suksesi
adalah :
1.
Klimat / cuaca : suksesi dapat terjadi
karena perubahan cuaca yang ekstrim sehingga dapat merusak vegetasi suatu
ekosistem.
2.
Topografi : suksesi dapat terjadi akibat
erosi dan deposisi tanah.
3.
Biotik : suksesi dapat terjadi akibat
perusakan dari organisme – organisme parasit, hewan, dan manusia.
Suksesi terdiri dari 2 macam, yaitu :
1. Suksesi
primer : suksesi yang terjadi karena gangguan / perusakan komunitas asal secara
total sehingga menyebabkan hilangnya semua habitat dan terbentuknya habitat
yang terdiri dari komunitas - komunitas baru. Contohnya gunung meletus,
longsor, endapan lumpur.
2. Suksesi
sekunder : suksesi yang terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan baik
secara alami / buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total daerah asal.
Contohnya banjir, gelombang laut, kebakaran, angin kencang.
Beberapa
contoh proses terjadinya suksesi di kawasan seperti teluk gletser di Alaska,
dan suksei lahan tua propinsi Piedmont di Carolina.
A. Studi kasus teluk Gletser, Alaska
Contoh
penelitian yang detail dan tepat untuk mempelajari tentang suksesi primer
adalah teluk gletser di Alaska. Ditemukan oleh John Muir (1980). Membutuhkan
waktu 200 tahun untuk menjelaskan kronologi berurutan yang memuat satu
ekosistem dari sungai es di Alaska. Dari sungai es sampai terbentuk pasir dan
batuan kapur, kelembapan yang sedang hingga tingkat organisme yang mendekati
nilai konstan. Penelitian di daerah ini dipelopori oleh William Cooper (1923,
1931, 1939), diikuti oleh Crocker dan Mayor (1955), Chapin et al. (1994), dan
Fastie (1995). Awal perkembangan suksesinya adalah remah alga dan lumut yang
paling sederhana di permukaan reruntuhan batuan
es gletser. Berlanjut dengan tumbuhan tingkat yang sederhana
hingga tingkat pailing tinggi yaitu pohon cemara. Cooper, Crocker dan Mayor
mempelajari secara detail tentang suksesi, sedangkan Chapin et al. dan Fastie
mempelajari tentang mekanisme suksesi tersebut. Banyak literatur yang menarik
dan terperinci yang menjelaskan tentang suksesi primer dan aspek – aspeknya
secara umum. Kemungkinan – kemungkinan yang bisa menyebabkan peristiwa suksesi
di teluk gletser adalah perubahan iklim dalam waktu yang cukup lama dan
perubahan kondisi tanah karena erosi dan pengendapan. Tahapan – tahapan
perkembangan vegetasinya adalah :
1.
Ganggang hijau biru berkerak, lichen,
lumut
2.
Tumbuhan paku ekor kuda dan 7 tumbuhan
berpembuluh yang tersebar
3.
Semak kerdil ( Dryas drumondii )
4.
Tumbuhan willow ( Salix sp. ) dan
kapuk ( Propulus trichocarpa )
5.
Alder ( Alnus sinuata )
6.
Pohon cemara ( Picea sitchensis )
Jika
perkembangan vegetasi tersebut dituliskan dalam tabel, maka akan sebagai
berikut:
Karakteristik
|
0
– 15 tahun
|
15
– 35 tahun
|
35
– 80 tahun
|
80
– 115 tahun
|
115
– 200 + tahun
|
Vegetasi
|
Alga
Lichen
Lumut
Paku
Semak
|
Semak
Willow
Pohon
Kapuk
Alder
|
Alder
|
Alder
Pohon
cemara
|
Pohon
cemara Hemlock
|
Kenampakan
|
<
50 % setengah
|
85
%
Setengah
|
100
% seragam
|
100
% seragam
|
100
% seragam
|
Struktur
|
1
lapisan
<
0,1 m
|
2
lapisan
2
– 4 m
|
2
lapisan
2
– 4 m
|
2
– 3 lapisan
3
– 5 m
|
2
– 3 lapisan
>
5 m
|
Tanah
|
Bebatuan
Tak
ada organik
|
Tanah
awal sedikit organik
|
Tanah
baik organik tinggi
|
Tanah
lebih baik
organik
sangat tinggi
|
Tanah
lebih baik
organik
sangat tinggi
|
pH
|
8,0
|
7,5
|
5,5
|
5,0
|
<
5,0
|
B. Studi kasus suksesi lahan tua
Salah
satu aspek yang menonjol dari suksesi ini adalah level dari pengulangan dan
prediktibilitasnya di Provinsi Piedmont. Terdapat spesies kecil bergantian di
sepanjang jangkauan tetapi pola keseluruhannya tetap sama. Penelitian
eksperimental sangat menarik untuk dibahas karena menyediakan contoh yang luar
biasa yang menggabungkan pengamatan lapangan dengan percobaan lapangan dan di
rumah kaca untuk digunakan dalam mempelajari ekologi tanaman dengan baik.
Menurut Keever ( 1950 ), terdapat banyak faktor yang dapat berpengaruh pada
perkumbuhan dan perkembangan benih dan bibit yaitu :
-
Senyawa kimia ( alelopati )
-
Persediaan air dan kompetisi
-
Sampah
-
Bahan organik dalam tanah
Keever
( 1950 ) juga menyampaikan beberapa metode untuk mempelajari suksesi, antar
lain :
-
Percobaan lapangan secara kuantitatif (
pola )
-
Percobaan rumah kaca secara
eksperimental ( kontrol )
-
Percobaan lapangan secara eksperimental
( realistis )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih atas komentarnya mudah-mudahan bermanfaat