Kamis, 17 Mei 2012

cell epithelium


Single-Layered Squamous Epithelium—Mesentery

Single-layered (simple) squamous epithelium consists of only one layer of cells. Simple squamous epithelium occurs in the lining of the blood and lymph vessels (endothelium), of the heart (endocardium), the pleura and the peritoneal lumen (serosa, mesothelium). Squamous epithelial cells show a polygonal pattern when viewed from the top. Mesentery tissue, as shown in this picture, consists of flat layers of connective tissue and a layer of serous membranes at each side (visceral peritoneum). The epithelial cells of the serous tissue (mesothelium, peritoneal epithelium) are flat, polygonal cells with short microvilli, which form a single-layered epithelium. In this cuticle preparation, the cells look like pieces on a puzzle board. Silver impregnation has accentuated the cell borders. The borders from underlying cells in this cuticle preparation are visible through the top layer as gray, shadowy lines.

Whole-mount preparation; stain: silver nitrate staining; magnification: × 300



Single-Layered Squamous Epithelium—Posterior

Epithelium of the Cornea The surface epithelium is a continuous layer of cells without vessels. Separated by a basal membrane, it is located on top of connective tissue. The apical border is either an inside or an outside body surface. The single-layered squamous epithelium 1 of the cornea, the posterior corneal epithelium (“corneal endothelium”), covers the surface of the cornea opposite to the anterior chamber of the eye. It is a typical single-layered squamous epithelium. A vertical section shows the flat cell profiles. This figure also allows a view of the spindle-shaped nuclei in the flat epithelial cells. Underneath the epithelium is the lamina limitans posterior, Descemet’s membrane 2 . This is the thick basal lamina between the flat epithelium and the substantia propria corneae. It is thought to arise from the corneal epithelium.
Next to it follows the wide layer of the substantia propria corneae 3. The light spaces are technical embedding artifacts.
1 Single-layered squamous epithelium, endothelium
2 Descemet’s membrane
3 Proper cornea substance
4 Fibrocytes (“cornea cells”)
Stain: hematoxylin-eosin; magnification: × 400


Single-Layered Squamous Epithelium—Posterior

Epithelium of the Cornea View of the posterior epithelium of the cornea at the border to the anterior
chamber. The cells are arranged evenly in a polygonal pattern. The cell regions containing the nuclei slightly protrude forward. The surfaces of the layer of flat cells are predominantly smooth. There are no microvilli. The ridged lines are the cell borders where the slender processes of neighboring cells tightly connect and are joined via macula adherentes (desmosomes).



Single-Layered Squamous Epithelium—Peritoneum—Serosa

The peritoneum, the serosa of the peritoneal cavity, consists of a layer of peritoneal single-layered (simple) squamous epithelium and a subepithelial layer of collagenous connective tissue—i.e., the lamina propria serosae. The free surface of the flat epithelium (mesothelium, serosa lining) is covered
with microvilli. The cells of the peritoneal epithelium are flat, polygonal cells with serrated cell borders that can be accentuated by silver impregnation. The cell borders in the figure are clearly defined and look like short bars. The nuclei have the shape of lentils. Raised plasmalemma domes indicate their location. The surface above the nuclei has fewer microvilli
Scanning electron microscopy; magnification: × 1650








Minggu, 13 Mei 2012

Motto Gerakan Pramuka


MOTTO GERAKAN PRAMUKA




PENDAHULUAN
1.              Motto adalah semboyan yang diciptakan dalam usaha untuk memberikan spirit kepada anggota dalam visi dan misi lembaga
2.              Contoh-contoh motto :
a.       RRI : “sekali di udara tetap di udara”
b.      NKRI : “Bineka tunggal ika”
c.       TNI-AL : “Jalesveva jaya mahe”
d.      Pembina Pramuka : “Ikhlas bakti bina bangsa berbudi bawa laksana”

METERI POKOK
1.      Motto gerakan pramuka merupakan semboyan tetap dan tunggal bagi Gerakan Pramuka, yaitu ; “Satyaku Ku Dharmakan Dharmaku Ku Baktikan”
2.      Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan untuk mengingatkan setiap anggota Gerakan Pramuka bahwa setiap mengikuti kegiatan berarti mempersiapkan diri untuk mengamalkan kode kehormatan pramuka
3.      Menanamkan motto Gerakan Pramuka kepada peserta didik tidak dengan cara menghafal untuk selanjutnya memahaminya, tetapi harus kita sembunyikan atau kita selip-selipkan kedalam setiap kegiatan anggota kepramukaan, sehingga penanaman motto dalam diri peserta didik berlangsung secara alami dan bertahap
4.      Pengaruh motto gerakan pramuka terhadap jiwa peserta didik :
a.       Menambah rasa percaya
b.      Menambah semangat pengabdian pada masyarakat, bangsa dan negara
c.       Siap mengamalkan satya darma pramuka
d.      Rasa bangga sebagai pramuka
e.       Memiliki budaya kerja melandasi pengabdianya

PENUTUP
1.      Motto Gerakan Pramuka wajib dihayati agar pramuka tidak akan lepas dari upaya merealisasikan satya dan mengamalkan darma pramuka dalam seluruh aspek kehidupan
2.      Untuk lebih meningkatkan kebanggaan dan kekompakan dalam satuan Pramuka, disamping wajib menggunakan Motto Gerakan Pramuka dimungkinkan satuan membuat Motto satuan

Memorian

In Memorian







Pun salah paham nggeh aiQ

AiQ jangan salah paham nggeh,,hehe











pun salah paham nggeh aiQ


Khas Bojonegoro

Komawa

Kayangan Api

Pintu masuk yang dijaga prajurit tangguh,,hehe

Monumen Kayangan Api

Air sulfur 
Api yang tidak padam2 muncul dari tanah sejak puluhan tahun silam



Deander
Lapangan Golf
Rumah Kedua nyam-nya




Bersama cewek deander Ciee prikitiew
Merak deander



Jembatan malow




My Mom

Love You My Mom


Ini adalah mengenai nilai kasih seorang anak yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur.
kemudian sang anak mengulurkan selembar kertas pada ibunya, ibunya dengan segera membersihkan tangan dan menerima secarik kertas tersebut lalu membacanya

Ongkos Upah
Membantu IBU :

1. Membantu pergi ke warung Rp. 5.000

2. Menjaga adik-adik Rp. 10.000

3. Membuang sampah Rp. 3.000

4. Membersihkan tempat tidur Rp. 5.000

5. Menyiram bungan Rp. 3.000

6. Menyapu halaman Rp. 5.000

Total = 31.000

mendapati isi kertas dari anaknya itu, kemudian sang ibupun tersenyum dan segera mengambil sebuah bolpoit dan menulis sesuatu di balik kertas daftar yang dibuat anaknya

Beliau menulis demikian,
Ongkos Untuk Ibu :

1. Ongkos mengandungmu selama 9 bulan "GRATIS"

2. Ongkos berjaga malam karena menjagamu "GRATIS"

3. Ongkos airmata yang menetes karenamu "GRATIS"

4. Ongkos khawatir karena selalu memikirkanmu "GRATIS"

5. Ongkos menyediakan makanan, minuman dan pakaian untukmu "Gratis"

jadi total keseluruhan kasihku untukmu "GRATIS" sayangku,

Air sang anak berliang setelah membaca kertas tersebut, anak tersebut memandang wajah sang ibu memeluknya dan berkata "Saya sayang ibu". kemudian si anak mengambil bolpoint dan segera menulis sesuatu pada kertas tersebut " Ibu hari ini Telah Ku Bayar, terima kasih Ibuku sayang"


Diriwayatkan seorang telah bertemu Rasulullah SAW dan bertanya, "Wahai  Rasulullah,siapakah yang paling berhak mendapatkan layanan istimewa dariku?" Rasulullah menjawab, "Ibumu".
Kemudian??? (Tanya kembali sang Hamba) Rasulullah menjawab, "Ibumu.." 
Kemudian??? Rasulullah menjawab, "Ibumu....." 
Kemudian???  Rasulullah menjawab, " Baru Kemudian ayahmu dan setelah itu saudara-saudara terdekatmu."

Kamis, 10 Mei 2012

Suksesi, Gletser dan Lahan Tua


Rangkuman Kuliah Ekologi Tumbuhan
“ Suksesi, Studi kasus Gletser dan Lahan Tua”
Oleh:
Syaiful Yahya
081014072

Suksesi  adalah rangkaian perubahan mulai dari tanaman perintis hingga mencapai ekosistem klimaks. Suksesi dapat berlangsung cepat / lambat. Berlangsungnya suatu suksesi bergantung pada perusakan suatu komunitas atau disturbansi. Disturbansi terjadi karena adanya perusakan /  penghilangan semua / beberapa biomassa tumbuhan. Akibat dari suksesi adalah modifikasi lingkungan fisik dalam suatu komunitas / ekosistem yang prosesnya berakhir pada suksesi ekosistem pada titik klimaks dalam keadaan seimbang ( homeostatis ). Penyebab utama dari suksesi adalah :
1.      Klimat / cuaca : suksesi dapat terjadi karena perubahan cuaca yang ekstrim sehingga dapat merusak vegetasi suatu ekosistem.
2.      Topografi : suksesi dapat terjadi akibat erosi dan deposisi tanah.
3.      Biotik : suksesi dapat terjadi akibat perusakan dari organisme – organisme parasit, hewan, dan manusia.
Suksesi terdiri dari 2 macam, yaitu :
1.      Suksesi primer : suksesi yang terjadi karena gangguan / perusakan komunitas asal secara total sehingga menyebabkan hilangnya semua habitat dan terbentuknya habitat yang terdiri dari komunitas - komunitas baru. Contohnya gunung meletus, longsor, endapan lumpur.
2.      Suksesi sekunder : suksesi yang terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan baik secara alami / buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total daerah asal. Contohnya banjir, gelombang laut, kebakaran, angin kencang.

Beberapa contoh proses terjadinya suksesi di kawasan seperti teluk gletser di Alaska, dan suksei lahan tua propinsi Piedmont di Carolina.

A.    Studi kasus teluk Gletser, Alaska
Contoh penelitian yang detail dan tepat untuk mempelajari tentang suksesi primer adalah teluk gletser di Alaska. Ditemukan oleh John Muir (1980). Membutuhkan waktu 200 tahun untuk menjelaskan kronologi berurutan yang memuat satu ekosistem dari sungai es di Alaska. Dari sungai es sampai terbentuk pasir dan batuan kapur, kelembapan yang sedang hingga tingkat organisme yang mendekati nilai konstan. Penelitian di daerah ini dipelopori oleh William Cooper (1923, 1931, 1939), diikuti oleh Crocker dan Mayor (1955), Chapin et al. (1994), dan Fastie (1995). Awal perkembangan suksesinya adalah remah alga dan lumut yang paling sederhana di permukaan reruntuhan batuan es gletser. Berlanjut dengan tumbuhan tingkat yang sederhana hingga tingkat pailing tinggi yaitu pohon cemara. Cooper, Crocker dan Mayor mempelajari secara detail tentang suksesi, sedangkan Chapin et al. dan Fastie mempelajari tentang mekanisme suksesi tersebut. Banyak literatur yang menarik dan terperinci yang menjelaskan tentang suksesi primer dan aspek – aspeknya secara umum. Kemungkinan – kemungkinan yang bisa menyebabkan peristiwa suksesi di teluk gletser adalah perubahan iklim dalam waktu yang cukup lama dan perubahan kondisi tanah karena erosi dan pengendapan. Tahapan – tahapan perkembangan vegetasinya adalah :
1.      Ganggang hijau biru berkerak, lichen, lumut
2.      Tumbuhan paku ekor kuda dan 7 tumbuhan berpembuluh yang tersebar
3.      Semak kerdil ( Dryas drumondii )
4.      Tumbuhan willow ( Salix sp. ) dan kapuk ( Propulus trichocarpa )
5.      Alder ( Alnus sinuata )
6.      Pohon cemara ( Picea sitchensis )

Jika perkembangan vegetasi tersebut dituliskan dalam tabel, maka akan sebagai berikut:

Karakteristik
0 – 15 tahun
15 – 35 tahun
35 – 80 tahun
80 – 115 tahun
115 – 200  + tahun
Vegetasi
Alga
Lichen
Lumut
Paku
Semak
Semak
Willow
Pohon
Kapuk
Alder
Alder
Alder
Pohon cemara
Pohon cemara Hemlock
Kenampakan
< 50 % setengah
85 %
Setengah
100 % seragam
100 % seragam
100 % seragam
Struktur
1 lapisan
< 0,1 m
2 lapisan
2 – 4 m
2 lapisan
2 – 4 m
2 – 3 lapisan
3 – 5 m
2 – 3 lapisan
> 5 m
Tanah
Bebatuan
Tak ada organik
Tanah awal sedikit organik
Tanah baik organik tinggi
Tanah lebih baik
organik sangat tinggi
Tanah lebih baik
organik sangat tinggi
pH
8,0
7,5
5,5
5,0
< 5,0



B.     Studi kasus suksesi lahan tua
Salah satu aspek yang menonjol dari suksesi ini adalah level dari pengulangan dan prediktibilitasnya di Provinsi Piedmont. Terdapat spesies kecil bergantian di sepanjang jangkauan tetapi pola keseluruhannya tetap sama. Penelitian eksperimental sangat menarik untuk dibahas karena menyediakan contoh yang luar biasa yang menggabungkan pengamatan lapangan dengan percobaan lapangan dan di rumah kaca untuk digunakan dalam mempelajari ekologi tanaman dengan baik. Menurut Keever ( 1950 ), terdapat banyak faktor yang dapat berpengaruh pada perkumbuhan dan perkembangan benih dan bibit yaitu :
-          Senyawa kimia ( alelopati )
-          Persediaan air dan kompetisi
-          Sampah
-          Bahan organik dalam tanah
Keever ( 1950 ) juga menyampaikan beberapa metode untuk mempelajari suksesi, antar lain :
-          Percobaan lapangan secara kuantitatif ( pola )
-          Percobaan rumah kaca secara eksperimental ( kontrol )
-          Percobaan lapangan secara eksperimental ( realistis )