Rabu, 25 April 2012

Cells


Cell Nucleus


The nucleus is the center for the genetically determined information in every eukaryotic cell. The nucleus also serves as a command or logistics center for the regulation of cell functions. There is a correlation between the geometry of the nucleus and the cell dimensions, which offers important diagnostic clues. The nucleus is usually round in polygonal and isoprismatic (cuboid) cells and ellipsoid in pseudostratified columnar cells; it has the form of a spindle in smooth muscle cells and is flattened in flat epithelial cells. In granulocytes, the nucleus has several segments. The fibrocyte in this figure is from subcutaneous connective tissue. Its elongated, irregularly lobed nucleus shows indentations and deep dells. The structural components of a nucleus are the nuclear membrane, the nuclear lamina, the nucleoplasm, and the chromosomes with the chromatin and the nucleolus. The chromatin is finely granular (euchromatin), but more dense near the inner nuclear membrane (heterochromatin). The small electron-dense patches are heterochromatin structures aswell. TheDNA is packaged in a much denser form in heterochromatin than in euchromatin, and heterochromatin therefore appears more heavily stained in light microscopy preparations. A nucleolus is not shown here. The cytoplasm of the fibrocyte contains mitochondria 1 , osmiophilic secretory granules 2 , vesicles, free ribosomes and fragments of the rough (granular) endoplasmic reticulum membranes. Collagen fibrils are cut longitudinally
or across their axis 3 .
Electron microscopy; magnification: × 13 000

Cell Nucleus


Detail section showing two secretory cells from the mucous membranes of the tuba uterina (oviduct). Their long, oval nuclei showmultiple indentations of different depths. Therefore, the nucleus appears to be composed of tongues and irregular lobes in this preparation. The cytoplasm extends into the deep nuclear indentations. The distribution of the finely granular chromatin (euchromatin) is relatively even. Only at the inner nuclear membrane is the chromatin condensed in a fine osmiophilic line. The cytoplasm in the immediate vicinity of the nucleus contains cisternae from granular endoplasmic eticulum 1 , secretory granules 2 and sporadically, small mitochondria.
Electron microscopy; magnification: × 8500










Cell Nucleus



Rectangular nucleus in an orbital gland cell from the water agama (lizard). The nucleus contains two strikingly large nucleoli 1 , which are surrounded by a ring of electron-dense heterochromatin . This heterochromatin contains the genes for the nucleolus organizer. The heterochromatin layer along the inner nuclear membrane or the nuclear lamina shows several gaps, thus forming nuclear pores.
i Expanded intercellular space In the lower part of the picture are two cell contacts in the form of desmosomes
Electron microscopy; magnification: × 12 000


Kuehnel, Color Atlas of Cytology, Histology, and Microscopic Anatomy © 2003 Thieme


Sabtu, 14 April 2012

Kisah Islami



SALMAN AL-FARIS R.A


Kelahiran dan pertumbuhannya:

Salman Al-Farisi r.a. lahir di suatu desa bernama Jiyan di wilayah kota Aspahan - Iran, yaitu antara kota Teheran dengan Syiraz. Setelah Salman r.a. mendengar kebangkitan Rasulullah saw. dia langsung berangkat meninggalkan Persia mencari Nabi saw. untuk menyatakan keislamannya.


Dalam suatu kisah, Salman menceritakan otobiografinya sbb. 'Saya adalah anak muda Persia yang berasal dari suatu desa di kota Aspahan yang bernama Jiyan. Ayah saya adalah kepala desa dan orang terkaya serta terhormat di desa itu. Dari sejak lahir, saya adalah orang yang paling disayanginya, kasih sayangnya kepada saya semakin hari semakin kental, sehingga saya di kurung di rumah bagaikan gadis pingitan.


Saya termasuk orang yang takwa dalam agama majusi, sehingga saya merasakan nilai api yang kami sembah itu dan saya diberi tanggungjawab menyalakannya, jangan sampai padam sepanjang hari dan sepanjang malam. Ayah saya mempunyai ladang yang luas yang memberi kami penghidupan yang cukup. Ayah saya selalu mengurusi dan memanennya sendiri. Di suatu hari, dia tidak bisa pergi ke ladang, lalu dia mengatakan kepada saya, 'Anakku! Ayah sibuk dan tidak bisa pergi ke ladang hari ini, sebab itu pergilah urusi ladang tersebut menggantikan Ayah.' Lalu saya berangkat menuju ladang kami.

Di tengah perjalanan, saya melewati sebuah gereja Kristen dan mendengar suara mereka yang sedang beribadah di dalam. Hal itu menarik perhatian saya karena saya tidak pernah tahu sedikitpun tentang agama Kristen dan agama lainnya, karena sepanjang usia saya selalu dipingit di dalam rumah oleh orang tua saya. Setelah mendengar suara itu, saya masuk ingin mengetahui secara dekat apa yang sedang mereka lakukan.
Setelah saya memperhatiakan apa yang mereka kerjakan, saya merasa tertarik dengan cara mereka beribadah, malah saya tertarik dengan agama mereka. Saya mengatakan dalam hati saya, 'Sungguh agama mereka ini lebih baik dari agama kami.' Saya tidak keluar dari gereja tersebut sampai matahari terbenam sehingga saya tidak jadi
pergi ke ladang kami. Saya menayakan kepada mereka, 'Dari mana asal agama ini?' Mereka menjawab, 'Dari daerah Syam.' 



Setelah malam menjelang, saya pulang ke rumah. Ayah saya langsung menanyakan kepada saya apa yang telah saya lakukan. Saya menjawab, 'Hai Ayahku! Saya melewati sekelompok orang yang sedang beribadah di dalam gereja, lalu saya tertarik dengan cara mereka beribadah. Saya berada bersama mereka sampai matahari terbenam.' Ayah saya langsung marah mendengar tindakan saya dan dia mengatakan, 'Hai anakku! Agama mereka itu tidak baik, agamamu dan agama nenek moyangmu lebih baik dari agama itu.' Saya menjawab, 'Tidak ayah! Agama mereka lebih baik dari agama kita.' Dari perkataan saya itu, syah saya takut kalau-kalau saya akan murtad, lalu dia mengurung saya di rumah dengan mengekang kaki saya.'



Berangkat ke negeri Syam: 
Ketika saya mendapat kesempatan, saya mengirim pesan kepada kaum Kristen itu. Saya mengatakan,'Bila ada rombongan yang akan berangkat ke negeri Syam, tolong saya diberi tahu.' Ternyata tidak berapa lama ada satu rombongan yang akan berangkat ke negeri Syam. Mereka pun langsung memberitahukannya kepada saya. Saya berusaha membuka kekang kaki saya dan saya berhasil membukanya. Saya berangkat bersama mereka secara sembunyi dan akhirnya kami sampai di negeri Syam. Setibanya di negeri Syam, saya mengatakan, 'Siapa orang nomor satu dalam agama ini?' Mereka menjawab, 'Uskup pengasuh gereja.' Saya mendatanginya dan mengatakan kepadanya, 'Saya tertarik dengan agama Kristen ini dan saya ingin mengikuti dan membantumu sekaligus belajar dari kamu dan beribadah bersama kamu.' Dia menjawab, 'Silakan masuk!' Saya pun masuk dan menjadi pembantunya.



Belum berlangsung lama, saya menilai bahwa orang tersebut adalah orang jahat, dia menyuruh pengikutnya untuk berderma dan mengiming-imingi mereka dengan pahala yang sangat besar. Setelah mereka memberikannya dengan niat fi sabilillah, ternyata dia monopoli untuk dirinya sendiri, tidak diberikan kepada fakir miskin sedikitpun. Dia berhasil mengumpulkan sebanyak tujuh karung emas. Melihat keadaan itu, saya menaruh kebencian yang luar biasa terhadapnya. Ketika dia meninggal, kaum Kristen berkumpul untuk menguburkannya, ketika itu saya mengatakan kepada mereka, 'Sesungguhnya teman kamu ini adalah orang jahat, dia menyuruh kamu bersedekah dan mengiming-imingkan pahala besar, setelah kalian kumpulkan, dia monopoli untuk dirinya sendiri, dia tidak berikan sedikitpun kepada fakir miskin.' Mereka menjawab, 'Dari mana kamu tahu?' Saya menjawab, 'Mari saya tunjukkan kepada kamu sekarang juga tempat penyimpanan harta itu' Mereka mengatakan, 'Ayo tunjukkan kepada kami tempatnya.' Saya pun menunjukkannya dan mereka menemukan tujuh karung emas dan perak. Setelah mereka melihat secara langsung, mereka mengatakan, 'Demi Allah kita tidak akan menguburkannya, kita harus menyalib dan melemparinya dengan batu.' 


Tidak lama kemudian mereka mengangkat orang lain sebagai penggantinya, lalu saya mengikutinya. Sungguh saya belum pernah mendapatkan orang yang paling zuhud dan mengharap akhirat melebihi orang itu. Ibadahnya yang berlangsung siang malam membuat saya mnyenanginya, lalu saya hidup bersama dia beberapa tahun. Ketika menjelang wafatnya, saya mengatakan kepadanya, 'Ya Polan! Kepada siapa engkau pesankan saya dan dengan siapa saya akan hidup sepeninggal kamu?'
Dia menjawab, 'Ya anakku! Terus terang saya tidak melihat ada orang yang tingkat keagamaannya seperti kita, kecuali satu orang di kota Musol yang bernama Polan. Dia tidak merubah-rubah dan mengganti-ganti ayat Allah. Oleh sebab itu carilah orang itu.' Sepeninggal teman saya itu, saya pergi menyusul orang tersebut ke kota Musol. Setibanya di rumah beliau saya menceritakan kisah saya dan mengatakan kepadanya, 'Ketika si Polan hendak meninggal dunia dia memesankan kepada saya untuk menyusul kamu, dia memberitahukan kepada saya bahwa kamu berpegang kuat dengan kebenaran. Dia mengatakan kepada saya, kalau begitu, tinggallah bersama saya. Saya pun tinggal bersama beliau, dan memang betul dia adalah orang baik.

Tidak lama kemudian, diapun menemui ajalnya. Ketika hendak meninggal saya bertanya kepadanya, 'Ya Polan! Janji Tuhan sudah dekat kepada Anda, Anda tahu kondisi saya sebenarnya, oleh sebab itu kepada siapa Anda memesankan saya dan siapa yang harus saya
ikuti?' Dia menjawab, 'Hai anakku! Terus terang saya tidak melihat ada orang yang tingkat keagamaannya seperti kita kecuali seorang di Nasibin yang bernama Polan, susullah dia ke
sana' Setelah orang itu bersemayam di liang lahad, saya berangkat ke Nasibin mencari orang yang disebutkan itu. Saya menceritakan kepadanya kisah saya dan pesan teman saya sebelumnya. Dia mengatakan, 'Tinggallah bersama saya.' Saya pun tinggal bersama dia dan ternyata memang dia adalah orang baik seperti dua orang
teman saya sebelumnya. Akan tetapi tidak lama kemudian dia pun menemui ajalnya. Ketika menjelang maut, saya bertanya kepadanya, 'Engkau telah mengetahui kondisi saya sebenarnya. Oleh sebab itu kepada siapa engkau memesankan saya?' Dia menjawab, 'Ya anakku! Terus terang saya tidak menemukan ada orang yang tingkat keagamaannya seperti kita kecuali seorang di kota Amuriah yang bernama Polan, carilah orang itu.' Saya pun mencarinya dan saya menceritakan kisah saya kepadanya. Dia menjawab, 'Tinggallah bersama saya.' Saya pun tinggal bersama dia. Ternyata memang dia orang baik seperti yang dikatakan orang sebelumnya. Selama saya tinggal bersama dia saya berhasil mendapatkan beberapa ekor sapi dan harta kekayaan lainnya.


Pendeta Kristen memesan Salman mengikuti Nabi:

Kemudian orang tersebut pun menemui ajalnya seperti yang sebelumnya. Ketika menjelang kematiannya, saya mengatakan kepadanya, 'Anda mengetahui kondisi saya sebenarnya, oleh sebab itu kepada siapa engkau akan pesankan saya atau apa pesan Anda untuk saya lakukan?' Dia menjawab, 'Hai anakku! Terus terang saya tidak menemukan seorang-pun di muka bumi ini yang masih berpegang dengan agama kita, namun waktunya sudah tiba, seorang nabi yang akan membawa agama Nabi Ibrahim akan muncul di tanah Arab, dia akan hijrah dari tanah tumpah darahnya ke daerah yang penuh dengan pohon kurma di antara dua gunung, dia mempunyai tanda kenabian yang sangat jelas, dia mau memakan hadiah tapi tidak mau memakan sedekah, di antara bahunya terdapat cap kenabian. Jika Anda bisa menyusul ke negeri itu, silakan.' Tidak lama kemudian dia pun meninggal dunia, saya pun tinggal di kota Amuriah untuk
beberapa waktu.


Datang ke jazirah Arabia:

Ketika rombongan pedagang dari Suku Kalb -Arab- lintas di Amuriah, saya berkata kepada mereka, 'Jika kalian sanggup membawa saya ke tanah Arab, saya berikan kepada kalian sapi dan harta kekayaan saya ini.' Mereka menjawab, 'Ya, kami sanggup membawa kamu.' Saya pun memberikan sapidan kekayaan saya tersebut kepada mereka dan mereka pun membawa saya. Ketika saya sampai di Wadil qura, mereka menipu saya dan menjual saya kepada kepada seorang yahudi dan memperlakukan saya sebagai hambanya. Suatu ketika, saudaranya dari suku Quraizah datang menemuinya, lalu dia membeli dan membawa saya pergi ke Yasrib (Madinah). Di sana saya melihat pohon kurma yang disebut oleh teman saya yang di Amuria, dari diskripsi yang disampaikan teman saya itu, saya tahu persis bahwa inilah kota yang dimaksudkan itu. Saya pun tinggal brsama tuan saya di kota itu. Ketika itu Nabi saw. sudah mulai mengajak kaumnya di Mekah untuk masuk Islam, namun saya tidak mendengar apa-apa dari kegiatan Nabi itu karena kesibukan saya sehari-hari sebagai budak.


Memeluk Islam:

Tidak berapa lama, Rasulullah saw. pun hijrah ke Yasrib. Demi Allah ketika saya berada di atas sebatang pohon kurma milik tuan saya, sedang memberesi kurma itu, sedangkan tuan saya duduk dibawah, seorang saudaranya datang dan mengatakan kepadanya, 'Celaka besar atas bani Qilah, mereka sekarang sedang berkumpul di Kuba, menunggu seorang yang mengklaim dirinya sebagai seorang nabi akan datang hari ini.' Setelah saya mendengar pembicaraan mereka itu, saya langsung merinding kayak demam, saya gemetar, sehingga saya khawatir akan jatuh ke tuan saya. Saya segera turun dari pohon kurma tersebut lalu mengatakan kepada tamu itu, 'Apa tadi yang Anda katakan? Tolong ulangi katakan kepada saya!' Tuan saya langsung marah dan memukul saya sekuat-kuatnya lalu mengatakan, 'Urusan apa kamu dengan berita itu? Kembali teruskan pekerjaanmu!' Di sore harinya, saya mengambil sedikit kurma yang telah saya kumpulkan sebelumnya, lalu saya berangkat ke tempat Nabi tinggal. Ketika itu saya mengatakan kepada Rasulullah, 'Saya
mendengar bahwa Anda adalah orang saleh, datang bersama teman-teman dari kejauhan memerlukan sesuatu. Di tangan saya ada sedikit sedekah, nampaknya kamu lebih pantas menerimanya.' Lalu saya dekatkan kurma itu kepada mereka. Rasulullah saw. mengatakan kepada para Sahabat, 'Makanlah' sedangkan dia sendiri tidak memakannya. Saya mengatakan dalam hati saya, 'Ini dia satu tanda kenabiannya.' Kemudian saya kembali ke rumah dan mengambil beberapa buah kurma, ketika Nabi saw. berangkat dari Quba ke Madinah, saya mendatanginya dan mengatakan kepadanya, 'Tampaknya Anda tidak memakan sedekah, ini ada sedikit hadiah saya bawa sebagai penghormatan kepada Anda.' Rasululullah pun memakannya dan menyuruh sahabat untuk ikut memakannya, lalu mereka makan bersama-sama. Dalam hati saya berkata, 'Ini dia tanda kenabian kedua' Ketika Nabi berada di Baqi Gargad, ingin menguburkan seorang sahabat, saya mendatangi beliau dan melihat beliau sedang duduk memakai dua selendang. Saya mengucapkan salam kepadanya, kemudian saya berjalan berputar sekeliling beliau untuk melihat punggungnya, barang kali saja saya dapat melihat cap seperti yang dikatakan oleh teman saya di Amuriah. Setelah Nabi melihat bahwa saya memperhatikan punggung beliau, dia mengerti tujuan saya, lalu dia mengangkat selendangnya, ketika itu saya melihat ada cap, lalu saya yakin bahwa itulah cap kenabian, lalu saya memeluk dan mencium beliau sambil menangis. Melihat hal itu Rasulullah saw. bertanya, 'Apa gerangan yang terjadi pada kamu?' Saya pun menceritakan kisah saya dan beliau sangat kagum dan beliau menginginkan agar saya perdengarkan kepada para sabahat, lalu saya memperdengarkannya. Mereka semua kagum dan gembira yang tiada taranya. Salman masuk Islam dan dimerdekakan, seterusnya menjadi seorang sahabat yang sangat mulia. Dia sempat menjabat gubernur di zaman khulafaur Rasyidun di beberapa negeri.
Mudah-mudahan Allah meridai beliau.
Biografinya:
Dalam satu riwayat, disebutkan bahwa Rasulullah saw. pernah meletakkan tangannya di atas
Salman, lalu bersabda, 'Seandainya iman berada nun jauh di planet Tata surya, pasti akan
dicapai oleh orang-orang mereka ini.' sambil beliau menunjuk kepada Salman r.a.

Sumber: alislam (Abu Saifulhaq) http://alhikmah.com

Sabtu, 07 April 2012

Kisah Islami


SEBUTIR KORMA PENJEGAL DO’A

Usai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke mesjidil Aqsa. Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di dekat mesjidil Haram. Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak didekat timbangan. Menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya. Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa.4 Bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada sebuah ruangan dibawah kubah Sakhra. Ia shalat dan berdoa khusuk sekali.Tiba tiba ia mendengar percakapan dua Malaikat tentang dirinya."Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara yang doanya selalu dikabulkanALLAH SWT," kata malaikat yang satu."Tetapi sekarang tidak lagi. doanya ditolak karena 4 bulan yg lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat mesjidil haram," jawab malaikat yang satu lagi.Ibrahim bin adham terkejut sekali, ia terhenyak, jadi selama 4 bulan ini ibadahnya,shalatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh ALLAH SWT garagara memakan sebutir kurma yang bukan haknya. "Astaghfirullahal adzhim" ibrahim


beristighfar Ia langsung berkemas untuk berangkat lagi ke Mekkah menemui pedagang tua penjual kurma.
Untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya. Begitu sampai di Mekkah ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, tetapi ia tidak menemukan pedagang tua itu melainkan seorang anak muda. "4 bulan yang lalu saya membeli kurma disini dari seorang pedagang tua. kemana ia sekarang ?" tanya ibrahim.
"Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma" jawab anak muda itu. "Innalillahi wa innailaihi roji'un, kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan ?".
Lantas ibrahim menceritakan peristiwa yg dialaminya, anak muda itu mendengarkan penuh minat. "Nah, begitulah" kata ibrahim setelah bercerita, "Engkau sebagai ahli waris orangtua itu, maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur ku makan tanpa izinnya?".
"Bagi saya tidak masalah. Insya ALLAH saya halalkan. Tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. Saya tidak berani mengatas nama kan mereka karena mereka mempunyai hak waris sama dengan saya." "Dimana alamat saudara-saudaramu ? biar saya temui mereka satu persatu."


Setelah menerima alamat, ibrahim bin adham pergi menemui. Biar berjauhan, akhirnya selesai juga. Semua setuju menghalakan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan oleh ibrahim. 4 bulan kemudian, Ibrahim bin adham sudah berada dibawah kubah Sakhra. Tiba tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar lagi bercakap cakap. "Itulah ibrahim bin adham yang doanya tertolak gara gara makan sebutir kurma milik orang lain." "O, tidak.., sekarang doanya sudah makbul lagi, ia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain. Sekarang ia sudah bebas." "Oleh sebab itu berhati-hatilah dgn makanan yg masuk ke tubuh kita, sudah halal-kah? lebih baik tinggalkan bila ragu-ragu...

Created by: Syihab

Kamis, 05 April 2012

Cells


Fibrocytes—Fibroblasts

In connective tissue sections, the nonmotile (fixed) fibrocytes look like thin, spindle-shaped elements. However, their true shape can be brought out in thin whole-mount preparations. Fibrocytes are sometimes rounded, sometimes elongated, flattened cells with membranous or thorn-like processes 1 . The cell processes often touch each other and form aweb. Their large, mostly oval nuclei feature a delicate chromatin structure (not visible in this preparation). Here, the nuclei appear homogeneous . Fibroblasts biosynthesize all components of the fibers and the extracellular matrix (ground substances). Fibrocytes are fibroblasts that showmuch lower rates of biosynthetic activity.

1 Fibrocytes with cytoplasmic processes
2 Nuclei from free connective tissue cells
Stain: Gomori silver impregnation, modified; magnification: × 650


Purkinje Cells—Cerebellar Cortex

Pear-shaped Purkinje cells, which are about 50–70μm high and 30–35μm wide (cell soma, perikaryon) 2 , send out 2–3μm thick dendrites that branch out like trellis trees. These delicate trees reach up to the cortical surface, extending their fine branches espalier-like in only one plane. The axon (efference) 1 spans the distance between the basal axon hillock and the cerebellar cortex. The elaborate branching can only be seen using metal impregnation
1 Axon
2 Perikaryon
Stain: Golgi silver impregnation; magnification: × 50




Oocyte

Oocyte from a sea urchin ovary. Large, heavily stained nucleolus 2 inside a loosely structured nucleus 1 . The finely granulated cytoplasm contains yolk materials. Cell organelles are not visible 

1 Nucleus
2 Nucleolus
Stain: azan; magnification: × 150





Vegetative Ganglion Cell

Large vegetative ganglion cell from the Auerbach plexus (plexus myentericus) from cat duodenum. A collateral branches from the upward extending axon. The downward-pointing cell processes are dendrites. Note the large nucleus

Stain: Cauna silver impregnation; magnification: × 650



Kuehnel, Color Atlas of Cytology, Histology, and Microscopic Anatomy © 2003 Thieme

Rabu, 04 April 2012

Cells


Spinal Ganglion Cells

Human and animal cells are dedicated to specialized functions within the organism, and their sizes, shapes and structures vary accordingly. Spinal ganglion cells are mostly pseudounipolar neurons and can be spherical, ellipsoid, or pear-shaped, with diameters between 20 and 120μm. The round cell nuclei, up to 25μmin size, contain little chromatin 1 . The nuclei always have a clearly visible nucleolus (2–4μm). Glial cells form a layer around the spinal ganglion cells. Therefore, they are also called satellite cells 2 . The small or spindle-shaped nuclei of these satellite cells stand out because they are heavily stained. There are delicate connective tissue fibers (endoneurium) and nerve fiber bundles (fascicles) 3 between the ganglion cells. In the upper right of the figure, a wide strand of connective tissue (stained blue) traverses the section

1 Nucleus with clearly visible nucleolus
2 Satellite cells
3 Nerve fibers
4 Capillaries
Stain: azan; magnification: × 400



Multipolar Neurons

Anterior horn motor cells—i.e., motor neurons of the columna anterior from the spinal cord—were obtained by careful maceration of the spinal cord and stained as a “squeeze preparation” (tissue spread out by gentle pressure). This technique makes it possible to preserve long stretches of the numerous long neurites and make them visible after staining. In a tissue section, most of the cell processes would be sheared off (see Fig. 20). In this preparation, it is hardly possible to distinguish between axons (neurites, axis cylinder) and the heavily branched dendrites. Axons extend fromthe nerve cell to the musculature and form synapses.

Stain: carmine red; magnification: × 80




Smooth Muscle Cells

The structural units of the smooth musculature are the band-shaped or spindle-shaped muscle cells, which usually occur in bundles of different sizes. Muscle cells build strong layers, e.g., in the walls of hollow organs They can be isolated from these holloworgans by maceration with nitric acid. However, the long, extended cell processes often break off during this procedure. Dependent on their location and function in the tissue, smooth muscle cells are between 15 and 200μm long. During pregnancy, uterine smooth muscle cells may reach a length of 1000μm. On average, they are 5–10μm thick. The rod-shaped nucleus is located in the cell center. When muscle cells contract, the nucleus sometimes coils or loops into the shape of a corkscrew.


Stain: carmine red; magnification: × 80




Sumber Kuehnel, Color Atlas of Cytology, Histology, and Microscopic Anatomy © 2003 Thieme


Senin, 02 April 2012

Dua Waktu Tidur Yang Dilarang Rasul

Tidur menjadi sesuatu yang esensi dalam kehidupan kita. Karena dengan tidur, kita menjadi segar kembali. Tubuh yang lelah, urat-urat yang mengerut, dan otot-otot yang dipakai beraktivitas seharian, bisa meremaja lagi dengan melakukan tidur.


Dalam Islam, semua perbuatan bisa menjadi ibadah. Begitu pula tidur, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Dalam Al-Quran, Allah swt pun menyuruh kita untuk tidur. Namun, ternyata ada dua waktu tidur yang dianjurkan oleh Rasulullah untuk tidak dilakukan.


1. Tidur di Pagi Hari Setelah Shalat Shubuh


Dari Sakhr bin Wadi’ah Al-Ghamidi radliyallaahu ‘anhu bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :


”Ya Allah, berkahilah bagi ummatku pada pagi harinya” (HR. Abu dawud 3/517, Ibnu Majah 2/752, Ath-Thayalisi halaman 175, dan Ibnu Hibban 7/122 dengan sanad shahih).
Ibnul-Qayyim telah berkata tentang keutamaan awal hari dan makruhnya menyia-nyiakan waktu dengan tidur, dimana beliau berkata :


“Termasuk hal yang makruh bagi mereka – yaitu orang shalih – adalah tidur antara shalat shubuh dengan terbitnya matahari, karena waktu itu adalah waktu yang sangat berharga sekali. Terdapat kebiasaan yang menarik dan agung sekali mengenai pemanfaatan waktu tersebut dari orang-orang shalih, sampai-sampai walaupun mereka berjalan sepanjang malam mereka tidak toleransi untuk istirahat pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Karena ia adalah awal hari dan sekaligus sebagai kuncinya. Ia merupakan waktu turunnya rizki, adanya pembagian, turunnya keberkahan, dan darinya hari itu bergulir dan mengembalikan segala kejadian hari itu atas kejadian saat yang mahal tersebut. Maka seyogyanya tidurnya pada saat seperti itu seperti tidurnya orang yang terpaksa” (Madaarijus-Saalikiin 1/459).


2. Tidur Sebelum Shalat Isya’


Diriwayatkan dari Abu Barzah radlyallaahu ‘anhu : ”Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam membenci tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya” (HR. Bukhari 568 dan Muslim 647).


Mayoritas hadits-hadits Nabi menerangkan makruhnya tidur sebelum shalat isya’. Oleh sebab itu At-Tirmidzi (1/314) mengatakan : “Mayoritas ahli ilmu menyatakan makruh hukumnya tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya. Dan sebagian ulama’ lainnya memberi keringanan dalam masalah ini. Abdullah bin Mubarak mengatakan : “Kebanyakan hadits-hadits Nabi melarangnya, sebagian ulama membolehkan tidur sebelum shalat isya’ khusus di bulan Ramadlan saja.”


Al-Hafidh Ibnu Hajar berkata dalam Fathul-Baari (2/49) : “Di antara para ulama melihat adanya keringanan (yaitu) mengecualikan bila ada orang yang akan membangunkannya untuk shalat, atau diketahui dari kebiasaannya bahwa tidurnya tidak sampai melewatkan waktu shalat. Pendapat ini juga tepat, karena kita katakan bahwa alasan larangan tersebut adalah kekhawatiran terlewatnya waktu shalat.” (sa/berbagaisumber)