LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA MOLEKULER
ISOLASI DNA HEWAN
Pelaksanaan Praktikum : Jum’at 11 Mei 2012
Disusun oleh:
1.
Syaiful Yahya (081014072)
2.
Sri Wahyuni (081014109)
3.
Salwa Hayati (081014095)
4.
Siti Nur Hafidah (081014104)
5.
Syarif Maturindo (081014115)
Dosen yang Asistensi:
Sri Puji
Astuti
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2012
I.
TUJUAN UMUM
Melatih ketrampilan mahasiswa dalam mengisolasi DNA
II.
DASAR TEORI
Komponen utama kromosom
organisme eukariota adalah DNA dan protein histon. DNA bersifat asam sedangkan
protein histon bersifat basa. DNA merupakan bahan genetik sebab informasi
biologi terkandung di dalamnya. DNA terdiri dari gula pentosa (Dioksirobosa),
asam fosfat dan pasangan basa nitrogen (purin dan pirimidin). DNA pada organisme
tingkat tinggi seperti manusia, hewan dan tumbuhan terdapat di dalam inti sel,
dan beberapa organ lain di dalam sel seperti mitokondria dan kloroplast.
Penyebutan nama DNA juga didasarkan pada lokasi asalnya. DNA genome inti
(nuclear DNA genome) berasal dari inti sel, DNA genom mitokondria
(mitochondrial DNA genome) berasal dari mitokondria, DNA genom kloroplast
berasal dari kloroplast. Pada organisme tingkat rendah, DNA penyusun kromosom
dan plasmid dibungkus oleh dinding sel (pada bakteri) atau dibungkus oleh
protein tertentu (pada virus). Kromosom eukariot berbentuk linear sedangkan
kromosom prokariot berbentuk sirkular. Selain itu prokariot juga mengandung
satu atau lebih plasmid. Plasmid merupakan mulekul DNA sirkular dengan ukuran
yang jauh lebih kecil dibanding kromosom.
A. Isolasi DNA kromosom
DNA pada prinsipnya dapat diisolasi dari berbagai sumber,
anatara lain darah, organ tubuh, daging, serangga, daun dan sebagainya. Pada
individu yang sama, DNA yang diperoleh dari berbagai sumber, akan memiliki
jenis, jumlah dan ukuran yang sama. Untuk memperoleh isolat DNA dari sampel,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1.
Pemecahan dinding sel dan membran inti , dapat
dilakukan dengan 2 cara :
a. Secara fisik, yaitu pemecahan sel dengan cara resonansi atau kekuatan
mekanik
b. Secara kimia, yaitu dengan cara buffer lisis yang dapat merusak
integritas barier dinding dan membran sel, contohnya lisosim, EDTA, Tris-Hcl,
SDS
2.
Pemisahan larutan DNA dari debris dengan cara centrifuge
3.
Presipitasi RNA dan protein agar diperoleh DNA yang
murni menggunakan proteinase-K atau RNAse
4.
Presipitasi DNA dengan etanol yang dingin
5.
Pemurnian DNA dari ekstrak sel, dapat menggunakan
larutan fenol, isopropanol.
6.
Melarutkan pelet DNA dengan buffer TE normal ddH2O
B. Isolasi DNA plasmid
DNA plasmid merupakan
wadah yang digunakan untuk kloning gen, sehingga DNA plasmid harus di pisahkan
dari DNA kromosom. DNA plasmid mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil daripada
DNA kromosom. Untuk memisahkan DNA plasmid, maka memerlukan perlakuan yang
sedikit berbeda dengan prosedur di atas. Pertama, membran sel dilisis dengan
penambahan detergen. Proses ini membebaskan DNA kromosom, DNA plasmid, RNA,
protein dan komponen lain. DNA kromosom dan protein diendapkan dengan
penambahan potasium. DNA + protein + potasium yang mengendap dipisahkan dengan
cara sentrifugasi. Supernatan yang mengandung DNA plasmid, RNA dan protein yang
tersisa dipisahkan. Kemudian ditambahkan RNase dan protese untuk mendegradasi
RNA dan protein. Akhirnya DNA plasmid dapat dipresipitasi menggunakan
etanol.
Isolasi DNA darah bisa menggunakan protokol FBI. Sapel darah
yang telah dibekukan pada suhu -700 C pada EDTA vacutainer
tubes dicairkan, setelah itu ditambahkan sitrate buffer standart ditambah,
dicampur dan tabung disentrifuse. Supernatanya dibuang, dan penambahan buffer
ditingkatkan, dicampur dan disentrifus lagi. Setelah supernatan dibuang, pelet
dilarutkan kembali pada larutan detergent SDS dan proteinase K, dan campuran
diinkubasi pada 550 C selama satu jam. Sampel kemudian
diekstrak fenol sekali dengan menggunakan phenol/chloroform/isoamyl
alcohol solution.Setelah sentrifugasi, lapisan berair dibersihkan dari
tabung mikrosentrifuse. DNA merupakan precipitate dari ethanol, dilarutkan kembali
pada buffer kemudian dipresipitasi dua kali. Pertama kali pengeringan pelet,
buffer ditambah dan DNA diinkubasi pada suhu 550 C semalaman,
larutan DNA diuji dengan menggunakan polymerase chain reaction.
C. Isolasi RNA
RNA, terutama mRNA
merupakan materi genetik yang mengkode suatu protein. Jumlah populasi mRNA akan
lebih banyak dibanding dengan DNA. mRNA eukariot dapat dipisahkan dari DNA
dengan menggunakan oligonukleotida dT. Atau RNA total juga dapat di isolasi
dari sel dengan menambahkan enzim DNase yang berfungsi untuk mendegradasi DNA
Ekstraksi DNA dari organisme eukaryote (manusia, hewan dan tumbuhan) dilakukan melalui proses penghancuran dinding sel (lysis of cell walls), penghilangan protein dan RNA (cell digestion) dan pengendapan DNA (precipitation of DNA) dan pemanenan. Berbagai teknik ekstraksi DNA telah dikembangkan dari prinsip dasar tersebut, sehingga saat ini muncul berbagai teknik ekstraksi dan purifikasi DNA. Prinsip dasar ekstraksi DNA adalah serangkaian proses untuk memisahkan DNA dari komponen-komponen sel lainnya. Hasil ekstraksi tersebut merupakan tahapan penting untuk langkah berikutnya. Oleh sebab itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan dengan baik dan bebas kontaminasi.
Ekstraksi DNA dari organisme eukaryote (manusia, hewan dan tumbuhan) dilakukan melalui proses penghancuran dinding sel (lysis of cell walls), penghilangan protein dan RNA (cell digestion) dan pengendapan DNA (precipitation of DNA) dan pemanenan. Berbagai teknik ekstraksi DNA telah dikembangkan dari prinsip dasar tersebut, sehingga saat ini muncul berbagai teknik ekstraksi dan purifikasi DNA. Prinsip dasar ekstraksi DNA adalah serangkaian proses untuk memisahkan DNA dari komponen-komponen sel lainnya. Hasil ekstraksi tersebut merupakan tahapan penting untuk langkah berikutnya. Oleh sebab itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan dengan baik dan bebas kontaminasi.
Secara kimiawi
penghancuran sel dilakukan dengan memanfaatkan senyawa kimia seperti EDTA
(ethyllenediamine tetraacetic), dan SDS (Sodium Dodecyl Sulfate). EDTA
berfungsi sebagai perusak sel dengan cara mengikat ion magnesium (ion ini
berfungsi untuk mempertahankan integritas sel maupun mempertahankan aktivitas
enzim nuclease yang merusak asam nukleat). SDS merupakan sejenis deterjen yang
berfungsi merusak membrane sel. Enzim proteinase K dapat digunakan untuk
menghancurkan protein. Kotoran akibat lisis sel dipisahkan dengan cara
sentrifugasi. Kemudian molekul nuleotida (DNA dan RNA) yang telah dipisahkan
dibersihkan dari protein yang masih ada dengan menggunakan phenol. Dalam proses
ini sebagian kecil RNA juga dapat dibersihkan. Sedangkan choloform digunakan
untuk membersihkan sisa-sisa protein dan polisakarida dari larutan. Enzim
RNAase digunakan untuk menghancurkan RNA sehingga DNA dapat diisolasi secara
utuh. Pemurnian atau purifikasi DNA dapat dilakukan dengan mencampur larutan
DNA tersebut dengan NaCl yang berfungsi memekatkan, memisahkan DNA dari
larutan, dan mengendapkan DNA sewaktu dicampur dengan ethanol. Proses
sentrifugasi dengan kecepatan tinggi akan mengendapkan tepung berwarna putih
(DNA) dan menempel di dasar tabung ependorf.
Pada manusia, hanya sel darah putih yang mempunyai inti dan mengandung DNA. Agar lebih efisien, isolasi DNA dilakukan hanya terhadap sel darah putih. Oleh sebab itu sampel darah total (whole blood) yang masih segar langsung dipisahkan menjadi serum, sel darah merah dan sel darah putih (dilapisan buffy coat) dengan teknik sentrifugasi. Setelah disentrifugasi, sampel darah total akan terbagi menjadi tiga lapisan, yaitu lapisan paling atas merupakan serum, lapisan tengah berwarna putih tipis adalah sel darah putih (buffy coat) dan lapisan bawah adalah sel darah merah. Lapisan kedua yang merupakan sel darah putih diambil dengan klinipette.
Pada manusia, hanya sel darah putih yang mempunyai inti dan mengandung DNA. Agar lebih efisien, isolasi DNA dilakukan hanya terhadap sel darah putih. Oleh sebab itu sampel darah total (whole blood) yang masih segar langsung dipisahkan menjadi serum, sel darah merah dan sel darah putih (dilapisan buffy coat) dengan teknik sentrifugasi. Setelah disentrifugasi, sampel darah total akan terbagi menjadi tiga lapisan, yaitu lapisan paling atas merupakan serum, lapisan tengah berwarna putih tipis adalah sel darah putih (buffy coat) dan lapisan bawah adalah sel darah merah. Lapisan kedua yang merupakan sel darah putih diambil dengan klinipette.
Isolasi DNA darah bisa menggunakan protokol FBI. Sapel darah
yang telah dibekukan pada suhu -700 C pada EDTA vacutainer
tubes dicairkan, setelah itu ditambahkan sitrate buffer standart ditambah,
dicampur dan tabung disentrifuse. Supernatanya dibuang, dan penambahan buffer
ditingkatkan, dicampur dan disentrifus lagi. Setelah supernatan dibuang, pelet
dilarutkan kembali pada larutan detergent SDS dan proteinase K, dan campuran
diinkubasi pada 550 C selama satu jam. Sampel kemudian
diekstrak fenol sekali dengan menggunakan phenol/chloroform/isoamyl
alcohol solution.Setelah sentrifugasi, lapisan berair dibersihkan dari
tabung mikrosentrifuse. DNA merupakan precipitate dari ethanol, dilarutkan
kembali pada buffer kemudian dipresipitasi dua kali. Pertama kali pengeringan
pelet, buffer ditambah dan DNA diinkubasi pada suhu 550 C
semalaman, larutan DNA diuji dengan menggunakan polymerase chain reaction.
III. BAHAN
DAN ALAT KERJA
·
BAHAN
1) Sampel
daraah manusia (2-3 ml)
2) Buffer
lisis eritrosit (8,2 g NH4Cl pH 7,5 ; 1g KHCO3; 37 mg
EDTA dalam 1 L)
3) Buffer
TE lisis (20 mM Tris dan 5 mM EDTA pH 7,5)
4) Normal
TE (10 mM Tris dan 1 mM EDTA)
5) 6 M NaCl (larutkan sedikit demi sedikit NaCl
saat membuat larutan ini)
6) Proteinase
K (10 mg/ml)
7) 10%
SDS
·
ALAT
1) Mikropipet
dan tip dalam berbagai ukuran
2) Tabung
Polipropilen/falcon (centrifuge tube) 15 ml dan tabung eppendorf
3) Centrifuge
dan waterbath
IV.
CARA KERJA
A. Isolasi
DNA Darah
1) Memasukkan
3 ml darah ke dalam tabung polipropilen atau tabung falcon yang telah diberi
antikoagulan EDTA lalu dihomogenisasikan
2) Menambahkan
3 ml buffer lisis eritrosit (perbandingan 1:1) dan membiarkan 5-10 menit
pada 4OC
3) Mensentrifugasi
2.500-3.000 rpm dalam suhu ruang selama 5-10 menit
4) Membuang
supernatan pelan-pelan tetapi jangan sampai mengganggu pelet. Bila pelet masih
berwarna merah, mengulangi langkah 2 dan 3 sampai didapatkan pelet putih. Pelet
yang merah menunjukkan maih adanya sel darah merah, sedangkan pelet putih
menunjukkan sel limfosit.
5) Menambahkan
800 μl TE lisis (cell lysis solution) ke dalam pelet putih dan meresuspensi
sampai homogen dengan cara pipeting
6) Menambahkan
15 μl Proteinase-K dan 40 μl 10% SDS, lalu meresuspend dan memindahakan ke
dalam tabung polipropilen steril
7) Memasukkan
tabung ke dalam waterbath 50OC selama 1 jam
8) Mengambil
tabung dari waterbath dan membiarkan sampai dingin pada temperatur kamar
B. Presipitasi
DNA
1) Menambahkan
6 M NaCl sebanyak 1/3 volume hasil kerja diatas dan me-resuspend sampai menjadi
homogen sehingga terlihat pemisahan warna larutan
2) Mensentrifugasi
2500 rpm selama 15-20 menit sehinggan terbentuk pelet garam warna putih
3) Mengambil
supernatan dan memindahkannya ke tabung polipropilen baru
4) Menambahkan
2x volume etanol absolut (tergantung hasil kerja di atas) dan membolak-balik
tabung perlahan-lahan sehingga tampak benang DNA putih melayang di permukaan
supernatan
5) Mensentrifugasi
kecepatan 2.500 rpm selama 10 menit dan membuang supernatan hati-hati
6) Mengambil
benang DNA dengan ujung tip pipet dan
melarutkan pelet DNA dalam 100-200 μl buffer TE normal ke dalam tabung
eppendorf dan kemudian disimpan pada suhu 4OC, atau langsung
melakukan elektroforesis.
V.
HASIL
PENGAMATAN
Perlakuan
|
Hasil
Pengamatan
|
3 ml
darah + antikoagulan EDTA dihomogenisasikan + 3ml buffer lisis
|
Lapisan
atas = larutan berwarna merah
Lapisan
bawah = terbentuk endapan merah kehitaman
|
Disentrifugasi
( 4x yang dilakukan dalam percobaan)
|
Terbentuk
pelet warna putih
|
Pelet
putih + 800 μl TE lisis dan dihomogenkan
|
|
Ditambah
15 μl Proteinase-K + 40 μl 10%SDS
|
Larutan
kental (memekat) berwarna bening
|
Tabung
di waterbath selama 1 jam
|
Larutan
bening
|
Ke
dalam tabung ditambahkan 6 M NaCl dan diresuspend
|
Bagian
atas : warna kuning keruh
Bagian
atas : supernatan bening
|
Disentrifugasi
2.500 rpm selama 15-20 menit
|
Terbentuk
pelet garam warna putih
|
Supernatan
+ 2x volume etanol absolut
|
Terbentuk
gumpalan benang DNA putih melayang dipermukaan supernatan
|
Benang/pelet
DNA + 100-200 μl buffer TE normal
|
Pelet
DNA larut
|
VI.
PEMBAHASAN
Pada praktikum isolasi
DNA hewan bertujuan untuk melatih keterampilan mahasiswa dalam mengisolasi DNA
darah manusia. DNA merupakan bahan genetik sebab informasi biologi terkandung
didalamnya, dalam mengisolasi DNA darah manusia ada beberapa langkah kerja yang
harus dilakukan, pertama mengambil sampel darah manusia,dalam praktikum ini
kelompok kami memakai sampel darah milik
Fida sebanyak 3 ml, kemudian memasukkan
3ml darah ketabung polipropilen atau tabung falcon yang telah diberi
antikoagulan EDTA lalu dihomogenisasikan, EDTA ini berfungsi sebagai perusak
sel dengan cara menikat ion Mg (ion ini berfungsi untuk mempertahankan
integritas sel maupun mempertahankan aktivitas enzim nuklease). Selanjutnya
menambahkan 3 ml buffer lisis eritrosis (perbandingan 1:1) dan membiarkan 5-10
menit pada 4o C. Pada tahapan ini ini termasuk dalam pemecahan
dinding sel dan membran inti secara kimiawi. Setelah itu mensentrifugasi 2.500-
3.000 rpm dalam suhu ruang selama 5- 10 menit. Tahapan ini ini termasuk dalam
pemecahan dinding sel dan membran inti secara fisik. Langkah selanjutnya
membuang supernatan pelan- pelan tetapi jangan sampai mengganggu pelet.Bila
pelet masih berwarna merah menunjukkan masih adanya sel darah merah, sedangkan
pelet putih menunjukkan sel limfosit. Selanjutnya menambahkan 800 μl TE lisis
kedalam pelet putih dan meresuspensi sampai homogen dengan cara pipeting.
Setelah itu menambahkan
15 ul protenase-K dan 40 μl 10 % SDS,
lalu meresuspen dan memindahkan
ke
dalam tabung polypropilen steril. Disini protense-K berfungsi untuk denaturasi
protein pada jaringan, sedangkan SDS merupakan deterjen yang berfungsi merusak
dinding atau membran sel dan mendenaturasi protein. Kemudian memasukkan tabung
ke dalam waterbath 50o
selama 1 jam. Mengambil tabung dari waterbath dan membiarkan sampai dingin pada
temperatur kamar. Langkah selanjutnya adalah presitipasi DNA atau proses
pengendapan DNA, dengan menambahkan 6
M NaCI sebanyak 1/3 volume hasil kerja diatas dan meresuspen sampai menjadi
homogen sehingga terlihat pemisahan warna larutan. Penambahan NaCI berfungsi
untuk memekatkan, memisahkan DNA dari larutan, dan mengendapkan DNA sewaktu di
campur dengan etanol. Kemudian
mensentrifugasi 2500 rpm selama 15-20 menit sehingga terbentuk pelet garam
warna putih. Langkah selanjutnya mengambil supernatan dan memindahkannya ke
tabung propilen baru, kemudian menambahkan 2x volume etanol absolut dan
membolak-balik tabung sehingga tampak benang DNA putih melayang di permukaan
supernatan. Pemberian etanol berfungsi untuk memisahkan molekul-molekul
nukleotida dari protein yang mungkin masih ada. Pada langkah ini kelompol kami
berhasil mendapatkan DNA putih yang melayang di permukaan supernatan. Kemudian
mensentrifugasi dengan kecepatan 2500 rpm selama 10 menit dan membuang
supernatan hati-hati. Selanjutnya mengambil benang DNA dengan ujung tip pipet
dan melarutkan pelet DNA dalam 100 – 200 μl buffer TE normal ke dalam tabung
eppendorf dan kemudian disimpan pada suhu 4oC. Untuk selanjutnya
digunakan untuk elektroforesis pada praktikum yang akan datang.
VII.KESIMPULAN
DNA pada sample darah dapat
diisolasi dengan cara merusak dinding sel, mendenaturasi protein dan
mensentrifugasi.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/genetics/2040101-isolasi-dna/#ixzz1uhdR9YhN, (diakses
Sabtu, 12 Mei 2012)
Albert, B., Johnson, A., J., Raff, M.,
Roberts, K., Walter, P. 2008. Molecular Biology of the cell fifth edition. Pdf
edition
Irawan, Bambang. Dkk. 2012. Petunjuk
Praktikum Genetika Molekuler
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih atas komentarnya mudah-mudahan bermanfaat