MIKROSPORANGIUM
Pada kebanyakan Angiospermae,
stamen (benang sari) tersusun atas anthera (kepala sari) yang mengandung
mikrosporangium (tempat dihasilkan pollen) dan jaringan penghubung (connective tissue), serta filament
(tangkai sari). Anthera Angiospermae umunya
terdiri dari 4 mikropsorangia (tetrasporangia) ini dijumpai pada kurang lebih
190 famili tumbuhan, tetapi ada juga tumbuhan lainya yang bertipe bisporangiate
seperti pada Adoxaceae, cirseasteraceae,
Epacridaceae, Malvaceae, Phylidraceae dan Restinaceae. Bixaceae mempunyai 8 sporangiate. Multi sporangiate
anthera dijumpai pada Rhizoporaceae,
Gentinaceae dan Loranthaceae.
Anthera muda tersusun atas masa sel homogen yang dikelilingi
oleh epidermis. Selama perkembanganya diperkirakan menampakkan empat lobus dan
setiap lobus beberapa sel hipodermal menjadi lebih jelas dari pada sel lainya
karena ukuranya yang lebih besar, memanjang radial dan inti jelas. Sel-sel ini
mengandung archesporangium yang tersusun dari sel-sel berbaris vertikal dan
pada sayatan melintang tampak memipih datar.
Lapisan parietal primer mengalami seri pembelahan
periklinal dan antiklinal membentuk 2-5 lapisan kosentrik dinding anthera. Sel-sel
sporogenus setelah beberapa mitosis akan berfungsi sebagai sel induk
mikrospora. Dinding anthera matang mempunyai lapisan-lapisan dari luar sampai
ke dalam, yaitu epidermis, endotesium, 2 atau 3 lapisan tengah dan terakir
lapisan tapetum. Berdasarkan perilaku lapisan parietal sekunder, ada empat tipe
dinding anthera :
1.
Basic
type,
lapiasan parietal sekunder luar dan dalam membelah periklinal membentuk
endotesium, 2 lapisan tengah dan lapisan tapetum.
2.
Dicotiledonous
type, lapisan parietal luar membelah menjadi lapisan
endotesium dan lapisan tengtah, sedangkan lapisan parietal dalam menjadi
lapisan tapetum.
3.
Monocotiledonous
type, lapisan parietal dalam membelah menjadi lapisan
tapetum dan lapisan tengah sedangkan lapisan parietal luar menjadi lapisan
endotesium.
4.
Reduced
type, lapisan parietla sekunder luar dan dalam membentuk
endotesium dan tapetum, sedangkan lapisan tengah tidak ada
EPIDERMIS
Selama perkembangan anthera, sel-sel epidermis mengalami
pembelahan antiklinal untuk mengatasi perluasan yang cepat dari jaringan
internal. Pada anthera matang epidermisnya meragang dan memipih. Epidermis berfungsi
sebagai jaringan pelindung.
ENDOTESIUM
Sel mengalami proses pemanjangan, lapisan ini mencapai
perkembangan saat anthera telah siap pecah dan memancarkan pollen. Sel-selnya
mengembangkan pita-pita fibrous yang muncul dari dinding tangensial dalam
(terkadang dari dinding radial) dan memanjang ke luar dan ke atas, serta
berakir dekat dinding luar tiap sel. Lapisan ini mengandung a-selulose dan
lignin.
LAPISAN TENGAH
Sel-selnya tipis dan menjadi pipih serta rusak saat awal
meiosis dari sel induk pollen. Pada beberapa tumbuhan, satu atau lebih lapisan
tengah tetap dipertahankan (Lillium dan
Ranunculus). Pada kebanyakan tumbuhan
sel-sel lapisan tengah merupakan pusat penyimpanan amilum.
TAPETUM
Lapisan terdalam dari dinding anthera dan mencapai
perkembangan maximum pada tahap tetrad dari mikrosporogenesis. Bagian dalam
dikelilingi jaringan sporogen dan berperan penting dalam menyalurkan nutrisi ke
jaringan sporogen. Umumnya satu lapis sel-sel yang mengandung banyak sitoplasma
dan inti tampak jelas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih atas komentarnya mudah-mudahan bermanfaat